sesty

Jumat, 19 September 2014

Tersenyumlah dan hayati saat kau mengingatku
karena saat itu aku teramat merindukanmu..

Coba kau tengok pohon apel yg berdiri kokoh enggan roboh biar diterpa angin gunung.
Sebelum terjatuh daun daun yg menguning sempat ucapkan selamat tinggal pada batang pohon,
daun gugur tumbuh berganti
ciptaan Tuhan yg maha sempurna
ditebang manusia tinggal sisa
dilempar batu dia balas dengan buah.

Bukan nyanyian sepi
hanya sebungkus nyeri yang membalut jiwa
disini aku menanti
sebongkah hati dengan kumpulan rindu mematri,
masih disini meratapi sayap hatiku yang telah patah dikepung airmata
menggenangi jiwa
harusnya kau tau
aku yang tertindih atas pilihanmu
pilihan mereka.

Pernahku mengadu pada mentari pagi
tentang hari hariku selepas kau ucap kata akan pergi
hanya mendung yg ku dapati,
sedikit saja
kau mengerti bagaimana aku harus melalui hari tanpamu
pahitnya hati seperti menelan duri,
langkahku timpang seakan enggan memetik bintang
tapi cintamu telah lama tertanam,
moga suatu saat dapat jadi peneduh